Tuesday, November 9, 2010

Bagan Siapi-api... Riwayatmu Dulu & Sekarang...


Pada saat saya masih di bangku sekolah dasar, masih terngiang di kepala saya saat guru sejarah mengatakan bahwa salah satu daerah pengahasil ikan terbesar di Indonesia nahkan dunia adalah Bagan Siapi-api, disana jumlah ikan sangat banyak, kapal sangat ramai, dan pelabuhan yang besar dan megah.

Akhirnya setelah momen tersebut sudah lewat sekitar puluhan tahun, tuntutan pekerjaan membawa saya ke  Bagan siapi-api, kunjungan saya ke Bagan siapi-api sehubungan dengan proyek Analisa beban kerja yang saya kerjakan di Pelindo 1 (Ini akan saya ceritakan lain kali). sudah terbayan di kepala saya, akan seperti apakah kota & pelabuhan Bagan siapi-api yang selama ini hanya dapat saya bayangkan?

Bagan siapi-api adalah ibu kota Kabupaten Rokan Hilir, Provinsi Riau, Indonesia. Kota ini terletak di muara Sungai Rokan, di pesisir paling utara Rokan Hilir, dan merupakan tempat yang sangat strategis. Bagansiapiapi dapat ditempuh dari segala arah, baik darat maupun laut. Bagansiapiapi saat ini adalah ibu kota Kabupaten Rokan Hilir. Selain itu, Bagansiapiapi juga adalah ibu kotaKecamatan Bangko.

Di Bagan siapi-api dikenal suatu ritual dari masyarakat Tionghoa yang sangat terkenal, yaitu ritual Bakar Tongkang atau GoCapLak, di mana ritual tersebut diadakan setiap penanggalan Imlek bulan kelima (Go) tanggal ke-16 (CapLak) setiap tahunnya. Ritual tersebut mampu menyedot puluhan ribu wisatawan baik domestik maupun manca negara. Pemda Kabupatan Rokan Hilir saat ini gencar mempromosikan potensi wisata tersebut.

Bagan siapi-api adalah sebuah kota nelayan yang pada tahun 1980-an pernah tercatat sebagai salah satu daerah penghasil ikan terbesar dan teramai di Indonesia. Selain itu, daerah ini juga pada suatu masa dulu adalah pelabuhan dengan produksi ikan kedua terbanyak di dunia setelah Norwegia.

Kejayaan Bagansiapiapi setidaknya telah dimulai sejak tahun 1886, ketika gelombang orang Tiongkok (sekarang Republik Rakyat Cina) mendatangi daerah ini karena jumlah ikan yang luar biasa banyak. Masa kejayaan Bagan siapi-api dicapai pada zaman pemerintahan Hindia Belanda, tepatnya tahun 1930. Saat itu, pelabuhan Bagan siapi-api yang menghadap langsung keSelat Malaka menghasilkan ikan sebanyak 300.000 ton per tahun. Namun kejayaan ini tidak bertahan hingga masa kini, setelah mulai meredupnya hasil perikanan sejak tahun 1970-an.

Salah 1 Klenteng di Bagan Siapi-api

Cakupan wilayah Pelindo I adalah wilayah Sumatera bagian barat, timur, & utara. Saat itu saya sedang melakukan analisa di Pelindo 1 cabang Dumai, Bagan siapi-api adalah kantor perwakilan yang masih menjadi tanggung jawab Pelindo 1 cabang Dumai. Saya & teman tinggal di Dumai sekitar 1 bulan. Setelah 2 minggu melakukan analisa di Dumai, akhirnya kami menuju Bagan siapi-api perjalanan darat sekitar 3 jam tidak terlalu terasa karena kami diantar langsung oleh kepala pelabuhan Bagan siapi-api yaitu pak Herman, beliau adalah seorang storry teller yang sangat baik, beliau juga orang yang sangat humoris.

Anehnya selama perjalanan Pak Herman sama sekali tidak membicarakan mengenai pelabuhan Bagan siapi-api, tetapi kami cukup menikmati semua topik pembicaraan dengan Pak Herman.Setelah perjalanan yang tidak terasa lama (tetapi melelahkan, hehehe) tersebut. akhirnya kami tiba di pelabuhan Bagan siapi-api.....

Gerbang Pelabuhan Bagan Siapi-api
Pada saat melihat gerbang dari pelabuhan Bagan siapi-api saya merasa cukup excited untuk ekhirnya dapat menyaksikan pelabuhan Bagan siapi-api, semua bayangan yang saya miliki akhirnya dapat terlihat secara nyata di mata saya (paling tidak itu yang saya pikirkan...).

Namun semua antuasisme perlahan sirna saat turun dari mobil dan menjejakkan kaki di dalam pelabuhan, semua gambaran akan kemegahan, kesuksesan, keberhasilan, dan prestsi yang dimiliki oleh pelabuhan ini sirna bagai tak berbekas... Mungkin foto-foto berikut dapat membantu memberikan gambaran.....









Setelah berkeliling pelabuhan Bagan siapi-api akhirnya kami dan Pak Herman memutuskan untuk makan siang terlebih dahulu sebelum memulai sesi wawancara & analisa dokumen... Menu makan siang kami tentunga sama seperti makanan kami di Dumai, yaitu Masakan Padang.... Saya akan langsung check kolesterol sepulangnya dari Dumai... Hehehehe...

Sesi wawancara & analisa dokumen berlangsung singkat, hal ini dikarenakan pelabuhan Bagan siapi-api juga sudah tidak memiliki banyak aktivitas, dari bulan ke bulan aktivitas yang ada semakin berkurang, saat ini pelabuhan Bagan siapi-api hanya menyediakan jasa transportasi kapal penumpang dan pengiriman garam... 

Namun kenapa pelabuhan ini tetap dibuka??? padahal secara profit malah bisa saja minus bagi Pelindo 1? Semua kembali pada sejarah & fungsi pelayanan masyarakat yang selama ini dijalankan oleh pelabuhan Bagan siapi-api, sejak pelabuhan ini masih menjadi salah satu raja di asia tenggara hingga sekarang.....

Setelah sesi-sesi yang kami lakukan di pelabuhan Bagan siapi-api selesai, kami kembali ngobrol dengan Pak Herman diatas deck pelabuhan sambil memandang prihatin pada kondisi pelabuhan saat ini....

Dari hasil pembicaraan kami, saya dapat menarik kesimpulan bahwa pelabuhan Bagan siapi-api adalah pelabuhan yang terkena dampak signifikan dari perubahan, baik perubahan geografis, dimana permukaan air mundur sejauh 4 KM!!!!! sehingga aspek bisnis dari pelabuhan sangat terpengaruh, perubahan karena pembangunan jalan darat yang mempermudah akses DARI dan KE Bagan siapi-api sehingga tidak harus lewat air, dan perubahan yang berbau politis, untuk hal ini saya tidak akan komentar...

Apakah masih ada potensi untuk membangkitkan pelabuhan Bagan siapi-api kembali menjadi pelabuhan yang disegani & menghasilkan banyak manfaat?..... jujur saya sangsi, teman saya menyebutnya sangat tidak mungkin...

Sebelum pulang saya dan teman sempat berfoto dengan Pak Herman
Pinto & Pak Herman 


Saya dan Pak Herman

Sesi foto iseng yang kami lakukan tersebut juga menjadi aktivitas terakhir kami di pelabuhan legendaris Bagan Siapi-api, saat mobil berjalan meninggalkan pelabuhan bagan siapi-api saya jadi teringat sepetik bait dari lagu bengawan solo yang sering dinyanyikan ibu saya dulu... "Bengawan Solo, Riwayat mu Duluuuu....." Tapi saat ini lebih tepat untuk Pelabuhan Bagan Siapi-api...

Sejarah kehebatan masa lalu lenyap tak berbekas.... Sangat disayangkan.....

Monday, November 8, 2010

Job Analysis & Sang Pemimpin...

Judul dari tulisan saya ini memang  Job Analysis, namun saya tidak akan membahas secara detail mengenai "apa itu Job analysis" karena memang disini adalah salah satu sarana saya dalam mencurahkan apapun yang ada dalam pikiran saya, bukan memberikan penjelasan mengenai hal-hal berbau akademis...


Berawal dari awal tahun ini, perusahaan tempat saya bekerja mendapat proyek untuk menyusun 1 paket sistem SDM dari 0... kenapa dari 0? karena perusahaan yang menjadi klien kami ini belum memiliki sistem SDM yang terbaru. Datangnya Direktur Utama baru dari salah satu pesaing utama telah membawa angin perubahan yang sangat kencang.


Perubahan ditandai dengan dilakukannya Re-Strukturisasi, yang diikuti perombakan, penambahan, dan pengurangan di setiap divisi yang ada di perusahaan mulai dari lapisan paling atas hingga paling bawah oleh sang pemimpin baru, pemimpin yang telah memiliki banyak sekali pengalaman dan mendapatkan banyak sekali kesuksesan sehingga banyak sekali karyawan diperusahaan yang menjadi klien ini menganggap beliau adalah "Dewa" di industri ini.


Job Holder yang menjabat di posisi manajerial pada perusahaan yang menjadi klien kami ini juga bukan orang-orang sembarangan, mereka sebagian besar adalah "bajakan" dari bermacam perusahaan baik lokal, multinasional, bahkan internasional. mereka memiliki kemampuan yang sangat "mumpuni" di bidangnya.


Perubahan diawali dari divisi yang menjadi jantung perusahaan, yaitu Operasi, Finance, & Sales-Marketing. Banyak sekali dana yang keluar, Milyar-an rupiah telah keluar, entah dalam puluhan, entah dalam ratusan. Namun saya kira hal tersebut tidak akan terlalu bermasalah bagi klien kami yang merupakan perusahaan dengan omset Trilyun-an. Namun saya tidak akan bicarakan mengenai perubahan ataupun proyek-proyek yang dilakukan di Divisi-divisi tersebut, saya akan bicara mengenai tahap 1 dari proyek yang saya kerjakan di  klien kami itu. Sebelum proyek dimulai kami melakukan WorkShop terlebih dahulu untuk memastikan bahwa Top Level Management mengetahui secara jelas mengenai apa & bagaimana Job Analysis


Tahap 1 terdiri dari 3 bagian, yaitu :

  1. Job Analysis
  2. Job Evaluation
  3. Remuneration System
Kali ini saya akan bicara mengenai Job Analysis, 2 tahap yang lain akan saya bicarakan lain waktu (kalau ingat), hehehe...


Seperti yang sudah banyak diketahui, Job Analysis adalah adalah sebuah proses untuk memahami suatu jabatan dan kemudian menyadurkannya ke dalam format yang memungkinkan orang lain untuk mengerti tentang jabatan tersebut.


3 Tahap dalam analisa jabatan:
  1. Mengumpulkan informasi 
  2. Analisa dan mengelola informasi jabatan
  3. Penyusunan informasi
Dimana Prinsip-prinsip dalam Job Analysis adalah:
  1. ANALISA, BUKAN DAFTAR TUGAS: Analisa dan mengelola informasi ke dalam format Uraian Jabatan yang telah ditentukan
  2. JABATAN, BUKAN PEMANGKU JABATAN: Tidak ada kaitannya dengan prestasi, kinerja, gaya, atau metode dari pemangku jabatan, pemangku jabatan hanya sebagai nara sumber
  3. FAKTA BUKAN PENDAPAT: Tuliskan hanya kenyataan yang ada, bukan berisi informasi yang ideal atau seharusnya
  4. JABATAN SEPERTI SAAT SEKARANG: Analisa hanya kondisi saat ini, bukan kondisi masa lalu ataupun yang akan datang
Sekian mengenai pemahaman Job Analysisnya, hehehe... berdasarkan pemahaman yang saya tuliskan diatas, maka aktivitas saya & tim disusun berdasarkan langkah-langkah tersebut.

Pada minggu-minggu awal saya & tim merasakan antusiasme, keinginan yang tinggi untuk belajar, keinginan yang besar untuk berkembang, kerendahan hati, serta fokus yang tinggi dalam pengerjaan proyek ini agar dapat selesai tepat waktu.

Track Record Top Level management yang sangat tinggi sempat membuat saya & tim menjadi minder, namun ternyata track record tersebut tidak disertai oleh sikap yang "tinggi", melainkan sikap yang sangat rendah hati, menghormati, kooperatif, & ingin belajar.

Bulan-bulan awal dilalui dengan sangat baik, semua proses berjalan sangat baik, bila ada aktivitas yang tidak sesuai jadwalpun hanya dikarenakan event-event yang tidak dapat dihindari oleh klien kami. Hal tersebut sangat wajar, karena event-event tersebut adalah salah satu aktivitas utama dari klien kami tersebut.

Proses Mengumpulkan informasi, Analisa dan mengelola informasi jabatan, serta Penyusunan informasi berjalan sangat baik, sesuai jadwal dan sesuai dengan konsep yang sejak awal telah disepakati. Kendala malah kami rasakan pada saat-saat akhir.

Dalam pembuatan Job Description dari tahap 0, selalu ada lubang jebakan yang menanti bila tidak awas, walaupun sudah awas maka ada jebakan berikut, contohnya Multi Interpretasi mengenai isi Job Description, walaupun standard pembuatan telah disepakati & ditetapkan sedari awal, tetapi tetap saja jebakan lainnya tersedia... Bagi kami dapat dicontohkan sebagai berikut... Sang pemimpin baru menyatakan bahwa isi dari Job Description yang telah dibuat oleh setiap Subordinat-nya bersama dengan kami sebagai tim konsultan KURANG TEPAT...

Kekecewaan muncul dari pihak kami sebagai konsultan dan pihak klien, kondisi saling menyalahkanpun tercipta, kisruh, bingung, tegang, merasa bersalah, merasa bodoh, merasa tidak becus, semua jadi satu. Tetapi saya mencoba untuk dapat tetap berfikir dengan tenang & mencoba untuk menemukan penyebab dari kekisruhan tersebut.

Kenapa bisa Kurang tepat? padahal ini semua dibuat & disetujui secara langsung oleh seluruh Sub-Ordinatnya? Selain kami sebagai tim konsultan, banyak sekali anggota Top Level Management yang bingung akan keadaan tersebut. karena mereka merasa telah membuat Job Desc tersebut semampu mereka.

Kenapa ini bisa terjadi? Semua ini karena Multi Interpretasi & perbedaan pandangan, serta pengalaman... Sang pemimpin menganggap bahwa apa yang ditulis dalam Job Desc oleh setiap Sub-ordinatnya tidak mewakili apa yang yang dia harapkan dari pekerjaan setiap Sub-Ordinat. Dia merasa ada yang kurang tepat dari isi Job Desc tersebut. Mengapa dia merasa ada yang kurang tepat? karena sepanjang perjalanan karir dan pengalaman yang dia miliki dia telah memiliki sebuah konsep idealnya sendiri mengenai setiap Jabatan yang ada di perusahaan tersebut.

Setelah penyebab ditemukan ada beberapa pertanyaan & pernyataan menggelitik dari teman dalam tim & karyawan, diantaranya:
  1. Kalau emang yang benar itu cuma versi dia, ya dari awal aja dia bikin sendiri.
  2. Kalau memang selama ini kerjaan kita kaya gitu, yang kita lakuin kaya gitu masa setelah ditulis jadinya salah pak?
  3. Bagi saya penyampaian yang benar mengenai pekerjaan saya ya kaya gitu, tapi kalau yang benar cuma bahasa versi Boss ya susah juga, berarti harus pakai bahasa dia khan?
  4. Pengalaman si Boss di Industri ini udah banyak banget sih ya, jadinya dia tau banget setiap kerjaan itu harusnya ngerjain apa, tapi ko jadinya gini ya?
  5. Bahasa tu khan beda-beda ya pak, masa yang benar cuma bahasa dia? padahal khan artinya sama aja cuma beda bahasa?
Dan masih banyak respon lainnya.... Kemudian apa yang terjadi? Yupp kita kembali ke titik 50% setelah mencapai 99%... Semua antusiasme dari Counterpart, Tim Konsultan, dan Klien semua menurun, mungkin lebih tepat disebut Anjlok.

Untungnya ada salah satu anggota Top Level Management yang menjadi Counter Part kami disana, beliau adalah orang yang humoris, memiliki banyak lelucon dan tingkah konyol, tetapi juga memiliki banyak ilmu serta pengalaman. Beliau dapat berperan sangat baik dalam kondisi tersebut.

Berkat beliau kondisi tidak menyenangkan tersebut dapat berangsur membaik, semangat kembali menyala, dan antusiasme kembali muncul. Setelah berbagai diskusi dengan beliau  akhirnya ada beberapa kesepakatan baru mengenai penyelesaian dari pembuatan Job Desc ini. Kesepakatan tersebut diantaranya mencakup bagaimana penulisan Job Desc yang Ideal bagi mereka, bukan ideal menurut teori ataupun konsep dasar pembuatan Job Desc terbaru yang ada saat ini.

Kenapa? itu pertanyaan yang saya sampaikan pada beliau... Kenapa harus dibuat seperti ini? kenapa tidak sesuai dengan konsep & standard awal yang telah disepakati? kenapa dibuat seperti Job Desc lama yang dibuat tanpa metode yang tepat?

Jawaban beliau simple & cukup bijak... "Kami mampu membuat sepeti yang di awal kita sepakati, tetapi ternyata yang pemimpin kami anggap ideal tidak seperti itu, jadi sekarang kita buat saja seperti yang diinginkan oleh beliau, dan nanti ke depannya kita perbaiki dan benahi pelan-pelan"...

Dari kisah saya tersebut dapat dilihat bahwa uang berlimpah, Ilmu yang tinggi, pemahaman mendalam mengenai ilmu SDM, dan pengalaman dalam dunia SDM yang dimiliki oleh perusahaan, karyawan, & tim konsultan menjadi tidak berarti, hehehe...

Tetapi saya juga tidak menyalahkan "Sang Pemimpin" beliau adalah figur kharismatik yang memiliki kemampuan & pengalaman yang sangat hebat. keberhasilan selalu mengikuti kemanapun dia bekerja. Setiap perusahaan yang dipimpinnya selalu mencatat hasil yang baik, tidak ada kegagalan dalam track recordnya (itu yang saya tahu)...

Sehingga sangatlah wajar bila dia telah memiliki "Konsep Ideal"-nya sendiri, bukan ideal menurut teori, bukan ideal menurut konsep terbaru, bukan ideal menurut Sub-Ordinatnya, dan bukan ideal menurut Konsultan.

Saya sempat baca-baca lagi buku-buku kuliah saya saat mengambil Magister saya di PPM dulu.... ada satu pernyataan yang membuat saya tersenyum, disana disebutkan "Job Description di setiap perusahaan adalah unik, dimana Job Desc terbaik adalah Job Desc yang dianggap tepat dan sesuai oleh perusahaan tersebut"... saya tersenyum karena setelah kalimat tersebut ada kalimat lanjutan sebagai berikut "Maka langkah-langkah terbaik dalam menyusun Job Desc adalah....."

Mungkin si pembuat buku itu harus bertemu dengan "Sang Pemimpin" dari perusahaan yang menjadi klien  kami tersebut, hahahaha... bila mereka bertemu siapakah yang benar? ya saya tidak tahu karena mereka mungkin tidak akan bertemu... yang pasti adalah "Sang Pemimpin" perusahaan itu bukanlah orang yang menulis buku tentang Job Analysis, Hahahahahaha... Ngelantur...


Wie Wicaksono
081110

Saturday, November 6, 2010

Sikap yang tepat dalam situasi saat ini?

Sehubungan dengan sedang "trend"-nya bencana alam yang diikuti aksi galang dana/bantuan untuk korban bencana melanda Indonesia, sepertinya beberapa teman saya juga sedang memiliki trend sendiri, yaitu Liburan...

Ya Liburan... Beberapa teman saya telah menjadwalkan liburan mereka, baik itu liburan Domestik maupun liburan ke Luar Negeri (LN)... Saya jadi berfikir untuk menanyakan beberapa hal kepada mereka, diantaranya:

  1. Apakah sekarang saat yang tepat untuk liburan mengingat negara kita sedang dalam kondisi prihatin?
  2. Kenapa uang yang mereka gunakan untuk liburan tidak digunakan untuk membantu korban bencana?
  3. Apakah tidak bisa menunda kepergian mereka untuk bersenang-senang?
Itu bukan pemikiran sok suci dan munafik apalagi iri,  namun hanya pemikiran yang muncul secara spontan dari saya saat melihat betapa antusiasnya saya melihat mereka merencanakan apa yang akan mereka lakukan di tempat tujuan mereka, & di saat yang sama tanyangan di TV memperlihatkan penderitaan saudara" kita di belahan lain.

Jawaban dari teman" saya-pun beragam:
  1. Itu udah nasib Boss, takdir TUHAN.
  2. Sekarang giliran alam yang ambil balik dari Manusia.
  3. Wah setiap orang punya hidupnya sendiri-sendiri, udah masing".
  4. Emangnya kalau disana lagi susah kita juga harus ikut susah? ya kita ikut prihatin & nyumbang, tapi apa jadi ga bisa / ga boleh senang"?
  5. Rencana liburan udh di arrange dari jauh" hari, masa harus dibatalin?
  6. Anggota DPR & Pemerintah aja pergi, masa kita jadi ga pergi?
Kalau saya pikir" lagi ya omongan teman" saya itu ada benarnya & ada tidak benarnya bila dilihat dari Norma sosial, hehehe...

Atau mungkin saya perlu liburan supaya tidak mikir terlalu banyak? Wkwkwkwk...

Sehubungan dengan ini saya jadi ingat kalau ada beberapa rombongan anggota DPR RI & Pemerintah yang sedang kunjungan kerja ke negara" besar di Dunia, apa pantas ya mereka pergi disaat seperti ini? apakah alasan "sudah direncanakan jauh hari" bisa menjadi alasan erekau ntuk tetap pergi? padahal mereka sekarang bisa duduk enak di kursi empuk juga berkat rakyat.

Memang benar kalau di pemerintahan ataupun DPR sudah dibagi menurut fungsi-fungsi sendiri, sehingga setiap fungsi bekerja dalam peran & tugasnya masing"... tetapi kalau bisa ya mereka dapat bersikap & mengemas kepergian mereka dengan lebih "cantik" agar tidak melukai perasaan orang" yang tidak sependapat dengan mereka.

Yah hanya TUHAN yang tahu benar atau salah, hanya TUHAN yang tahu apa yang paling tepat untuk dilakukan, manusia hanya bisa melakukan apa yang dianggap benar & tepat menurut hati + pikirannya masing-masing...

Wie Wicaksono
061110

Bencana Merapi & Mentawai

Pada hari pertama saya memiliki Blog ini kebetulan sedang banyak sekali Bencana yang terjadi di Indonesia, mulai dari Wasior, Mentawai, & Merapi...

Jujur saja saya tidak terlalu mengikuti mengenai bencana Wasior karena pada saat itu sedang berada di luar kota untuk urusan pekerjaan. Namun saat saya pulang dan mendapat jatah libur, terjadilah bencana mengerikan yang terjadi di Mentawai & Merapi, dimana ratusan nyawa hilang dalam sekejap mata, hilang bersama sapuan ombak & gulungan awan panas.... Tragis...

Kebetulan saya memiliki beberapa saudara di Yogyakarta, dampak dari Bencana di Merapi memang belum besar di Yogya, namun rasa was-was selalu ada.

Setiap hari saya melihat & mengikuti berita perkembangan tragedi Mentawai & Merapi, setiap hari juga saya merasa sedih dan ingin ikut terlibat setelah melihat penderitaan dari korban. Namun karena segala keterbatasan yang saya miliki, sepertinya keterlibatan yang saya yang saya inginkan hanya dapat sebatas memberikan sumbangan yang jumlahnya mungkin tidak seberapa, tetapi mudah"an dapat sampai dan dapat digunakan...

Melihat tragedi di Merapi pemikiran iseng-pun muncul, pemikiran yang saya sendiri tidak tahu apakah pemikiran tersebut pantas atau tidak...

Logisnya saat ini semua orang berfikir mengenai beberapa hal, diantaranya adalah:

  1. Betapa kasihannya korban dari meletusnya gunung Merapi.
  2. Bagaimana dapat membantu korban" tersebut?
  3. Bagaimana saya dapat ikut membantu? 
  4. Kenapa gunung Merapi tidak ada henti-henti"nya membuat susah penduduk & menghilangkan nyawa? Merapi-pun tidak pandang bulu dalam merenggut nyawa, mulai dari bayi - orang tua....
  5. Dari hari ke hari tidak membaik malah semakin berbahaya & meluas.
  6. Mengapa penanganan bencana berjalan lambat?
  7. Mana wujud nyata dari Pemerintah dalam penanganan bencana?
Dalam kondisi seperti itu semua orang akan kembali kepada 1 hal, yaitu TUHAN... baik yang terlibat secara langsung di Wasior, Merapi, atapun Mentawai, namun juga semua orang yang tidak terlibat tetapi terus mengharapkan keselamatan dari warga & relawan yang ada disana. atau bahkan mungkin ada juga doa dari pedagang yang berharap bencana ini cepat selesai agar bisnisnya dapat berjalan kembali, hehehe...

Selain berdoa kepada TUHAN untuk keselamatan warga & relawan, dan berdoa agar bencana ini cepat berlalu saya juga memiliki beberapa pemikiran, yaitu:
  1. Apakah ini saatnya alam meminta kembali dari manusia?
  2. Apakah Merapi yang selama ini selalu dieksploitasi dengan metode semaunya akhirnya merasa lelah?
  3. Apakah seharusnya warga sekitar bersabar untuk mengungsi terlebih dahulu? karena setelah Merapi "selesai" maka akan ada banyak sekali berkah yang mereka dapat, mulai dari tanah yang subur, penjualan pasir & sirka, dan keuntungan" lainnya.
  4. Apakah kita seharusnya membiarkan saja alam melakukan apa yang ingin dilakukan, mengingat selama ini manusia tidak pernah terlalu peduli dengan alam, apakah alam harus selalu peduli dengan manusia?
  5. Pemerintah harus segera memikirkan solusi yang tepat dalam penanganan saat ini & strategi preventive ke depannya, tapi apa? & bagaimana?
Mudah sekali bagi saya berfikir demikian, karena saya tidak ada disana & tidak merasakan penderitaan yang dirasakan warga disana... namun sekali lagi, itu hanyalah sebuah pemikiran, pemikiran iseng yang butuh wadah.

Saat ini saya hanya dapat berdoa, berharap, dan ikut membantu lewat pengiriman kebutuhan (yang jumlahnya tidak seberapa)...

Saya juga berharap agar warga & relawan yang ada di Mentawai, Merapi, & Wasior diberikan ketabahan, kekuatan, dan kemampuan untuk dapat bertahan dan melewati musibah ini.

Semoga kiriman bantuan yang saat ini sedang gencar digalang dimana-mana dapat sampai, diterima, dan tepat guna...

Amien


Wie Wicaksono
061110

Akhirnya Punya Blog...

Setelah sekian lama penasaran dengan "Apa Itu Blog" & "Apa yang bisa saya dapat bila memiliki Blog?", akhirnya saya memutuskan untuk mencoba memiliki sebuah blog...

Beberapa jam telah saya gunakan untuk membandingkan beberapa site yang menawarkan pembuatan Blog, diselingi koneksi internet yang seharusnya "cepat" tetapi pada faktanya tidak seperti itu, akhirnya saya memutuskan untuk memilih site ini sebagai sarana "nyampah" saya, hehehe...

Saya sendiri tidak tahu apa yang akan saya tulis dalam blog ini, saya juga tidak tahu bagaimana cara menulis yang baik, yang terfikir oleh saya hanya ingin memiliki sarana, wadah, ataupun tempat untuk dapat menyalurkan apapun yang ada dalam pemikiran saya... Pemikiran yang kadang tidak saya tahu datangnya darimana...

Pemikiran tersebut mungkin ada pada saya berkat seluruh pengalaman, ajaran, dan pendidikan yang telah saya dapat sejak saya lahir sampai saat ini, tapi apalah peduli saya... Intinya saya hanya ingin bisa melepaskan pemikiran-pemikiran yang kadang terlalu banyak dan terlalu lama ada di kepala saya...

Tulisan saya juga saya yakin tidak akan berbobot, tidak akan menggunakan kata ataupun kalimat-kalimat yang berat, tidak akan menggunakan teknik penulisan yang benar, & tidak akan ditulis untuk membuat saya terlihat pintar.

Karena jujur saja, Blog ini saya buat dengan prinsip Oleh Saya & Untuk Saya... Syukur-syukur kalau ada yang membaca, hehehe... Niat saya minimal meng-update Blog ini 1 kali tiap Minggu, tapi saya juga tidak tahu akan seberapa kuat niat tersebut mempengaruhi apa yang akan saya lakukan, karena seperti yang telah saya sampaikan tadi... Prinsipnya adalah Oleh Saya & Untuk Saya... Hehehehe


Wie Wicaksono
061110